Kamis, 17 Februari 2011

Friend our legend

Friend, Our Legend Korean Drama


Drama :Korea
Judul lain: Friend, Our Legend
Jenis: Romatis, persahabatan
Jumlah Episode: 20
Tayang: 27 juni s/d 30 agustus 2009

Cast

* Hyun Bin as Han Dong Soo
* Kim Min Joon as Lee Joon Suk
* Suh Do Young as Jung Sang Taek
* Lee Shi Un as Kim Joong Ho
* Min Ji Hye as Choi Jin Sook
* Moon Ga Young as Jin Sook (child)
* Jung Yoo Mi as Min Eun Ji
* Bae Geu Rin as Park Sung Ae


Sinopsis
Friend our legend merupakan adaptasi drama klasik film gangster 2001.Drama ini adalah kisah empat teman masa kecil yang tumbuh menjadi musuh dan saingan hebat.

Sinopsis My Lovely Sam Soon

My Lovely Sam Soon

Drama : Korea
Jenis : Romantis, Komedi
Tahun Rilis : 2005
Tayang : Indosiar bulan Juni 2009
Jumlah Episode : 16
Casts : 
Kim Sun Ah : Kim Sam Soon
Hyun Bin : Hyun Jin Heon
Jeong Ryeo-Won : Yoo Hee Jin
Daniel Henney : Henry Kim

Kim Sam-soon adalah seorang wanita 29 tahun yang berprofesi sebagai seorang koki, bertubuh gemuk, serta mengalami kesialan ganda : kehilangan pekerjaan dan diputuskan oleh pacarnya di malam Natal. Dia sedang mengalami masa-masa “tidak aman” bagi wanita yang hendak menginjak usia 30 tahun. Dengan susah payah wanita ini ingin membangun kembali karir dan kehidupan asmaranya.
Sam-soon berhasil mendapatkan sebuah pekerjaan di restoran “Bon Appetite” milik Hyeon Jin-heon, pria tampan yang tanpa sengaja dikenalnya dan mempunyai sikap dingin serta sangat menyebalkan. (saksikan betapa kocaknya adegan-adegan pertengkaran mereka).
Jin-heon terlahir di keluarga kaya. Meskipun demikian, bukan berarti hidupnya bahagia. Takdir masa lalu yang menyakitkan masih membelenggu pria ini. 3 tahun yang lalu sebuah kecelakaan yang dialami mobil yang dikendarainya telah menyebabkan kematian kakak laki-lakinya serta kakak iparnya
Di saat yang bersamaan, kekasih yang telah dipacarinya selama 5 tahun bernama Kim Hee-jin tiba-tiba menghilang meninggalkannya tanpa pesan untuk pergi belajar ke Amerika. Jin-heon harus menanggung penderitaan fisik dan mental yang cukup berat untuk bisa membangun kembali kehidupannya. Pengalaman pahit itu telah membuat dia kehilangan rasa percaya terhadap hidup dan cinta.
Singkat cerita, Sam-soon dan Jin-heon berakhir dengan menandatangani sebuah “dating contract”, dimana sebagai imbalannya, Sam Soon mendapatkan sejumlah uang (yang ia butuhkan untuk mempertahankan tempat tinggalnya). Sam-soon harus berpura-pura menjadi kekasih Jin-heon agar pria itu bisa menghindari desakan ibunya yang selallu ingin menjodohkan pemuda itu dengan wanita-wanita pilihan ibunya.
Ketika Hee-jin kembali ke Korea untuk menemui Jin-heon, barulah Sam-soon menyadari kalau dirinya telah jatuh cinta pada pria yang usianya jauh lebih muda itu. Namun apa daya, Jin-heon lebih memilih untuk kembali pada sang mantan kekasih setelah mengetahui bahwa gadis itu meninggalkannya untuk alasan yang lebih penting : berobat ke Amerika karena menderita kanker.
Rujuknya pasangan itu tidak hanya membuat Sam-soon bersedih, tapi juga membuat dokter sekaligus teman Hee-jin selama di Amerika Dr. Henry Kim (Daniel Henney), menjadi gundah-gulana. Pasalnya, Henry pun telah jatuh hati pada Hee Jin. Namun bagaimanapun ia mengungkapkan isi hatinya, gadis itu tetap tidak bisa menerimanya sebagai kekasih meski Henry telah rela menyusul ke Korea.
Bersatunya pasangan Hee-jin dan Jin-heon tidak bertahan lama. Jin-heon menyadari bahwa ketulusan Sam-soon telah merebut hatinya. Dibalik sikap gadis yang kerap tampil apa adanya serta tubuhnya yang gemuk, ternyata Jin Heon melihat lebih dalam lagi ke dalam hatinya.
Akhirnya ia memutuskan untuk melepas Hee Jin dan kembali kepada Sam Soon. Ia sempat dibakar cemburu saat mengetahui Sam Soon sempat kencan buta dengan seorang pria. Adegan-adegan kocak dua tokoh utama ini bisa membuat kita tersenyum geli.
Ibu Jin Heon bersikap dingin terhadap Sam Soon mengingat usia gadis itu yang lebih tua dari putranya. Keadaan makin rumit karena penyakit Hee-jin tiba-tiba kambuh, gadis itu meminta Jin-heon menemaninya ke Amerika untuk berobat. Dimohon sebagai teman, Jin Heon pun menyetujuinya.
Sam Soon yang mengetahui hal ini sempat menentang keinginan kekasihnya. Kuatir kekasihnya tak akan kembali lagi, Sam Soon menangis dan marah, namun pada akhirnya ia memutuskan untuk mempercayai Jin heon, yang berjanji akan kembali dalam waktu 1 bulan.
3 bulan berlalu tanpa kabar apapun dari Jin Heon. Sam Soon merasakan kepedihan yang amat sangat di hatinya, dan memutuskan untuk sekali lagi melakukan kencan buta dengan pria yang sama dengan sebelumnya. Saat hendak pergi berangkat kencan, tiba-tiba Jin Heon muncul di hadapannya.
Pemuda itu berusaha untuk merebut Sam-soon kembali, namun gadis itu menepis sambil mencucurkan air mata dan dengan marahnya menolak Jin Heon. Tidak menyerah, Jin Heon terus membuntuti Sam-soon sampai ke rumahnya. Ia bingung kenapa dimarahi, karena merasa tak melakukan kesalahan apapun.
Dengan berlinang air mata dan emosi yang meluap-luap Sam Soon berkata, “Kau bisa menelepon keponakanmu, tapi kau tidak punya waktu untuk mengirimkan kabar padaku!!” Jin Heon terdiam kebingungan. Ia menyangkal hal itu dengan mengatakan bahwa ia banyak mengirimkan postcard pada Sam Soon. Ucapannya dibalas dengan bantingan pintu oleh gadis itu.
Tidak lama kemudian, seorang tetangga Sam Soon datang mengantarkan sekotak penuh postcard yang ditujukan pada gadis itu, Rupanya, alamat yang tertera salah sehingga surat-surat dari Jin-heon nyasar ke rumah tetangganya. Sam Soon yang menyadari kalau Jin heon tidak berbohong kepadanya segera keluar menemui lelaki itu yang masih setia menunggu di depan pintu rumahnya.
Di Amerika, diceritakan Hee Jin yang sedang belajar didatangi Henry yang mengabarkan bahwa rencana kepergiannya untuk tugas kemanusiaan. Sadar kalau kepergian laki-laki itu akan membuatnya kesepian dan sedih, maka Hee Jin meminta Henry untuk menunggunya. Permintaan itu langsung disetujui Henry, yang kemudian mencium gadis itu dengan lembut.
Jika berharap melihat adegan Sam Soon dan Jin Heon menikah di akhir cerita, maka penonton harus siap-siap untuk kecewa karena bukan akhir yang seperti itu yang disajikan oleh penulis cerita. Walau belum benar-benar direstui oleh ibunya, Jin Heon dan Sam Soon tetap berpacaran.
Sama seperti sebelumnya, keduanya kerap bergandengan tangan, bertengkar, kemudian berbaikan kembali seperti layaknya pasangan yang sedang jatuh cinta.
Sumber : lautanindonesia.com

Diskriminasi di Korea


Ada artikel menarik di Korea Times, sepertinya beberapa orang Asia Tenggara merasa di-diskriminasi ketika tinggal di Korea Selatan. Terutama kalau mencari rumah sewaan.

Ini artikelnya :

Michel Catuira (Filipina) tinggal di Korea tapi ia mengalami kesulitan dalam mencari tempat tinggal. Banyak pemilik rumah kontrakan di Korea yang tidak ingin menyewakan rumah padanya, mereka berkata hanya ingin menyewakan rumah untuk orang Korea atau Kaukasia (Eropa, Amerika, Australia, dll)

"Aku pergi untuk menyewa studio kecil dan murah bersama temanku di Seodaemun-gu, Seoul. Pemiliknya menunjukkan pada kami ruangan dan tanya untuk siapa ini," kata Catuira. "Ketika aku berkata untuk aku, dia menolak menyewakan kamar itu. Jika itu untuk teman Korea-Amerika-ku, dia akan menyewakannya dengan mudah."

Catuira, President Migrant Trade Union, berkata kalau diskriminasi terhadap orang Asia Tenggara di Korea ada di mana-mana, dari naik taksi sampai menyewa rumah dan mencari pekerjaan.

Ini adalah bagian dari diskriminasi yang biasa dialami di Korea oleh banyak orang dari Asia Tenggara. Dilaporkan oleh Seoul Development Institute, banyak laporan orang telah di tunjuk wajahnya (mungkin ketika jalan, dituding-tuding), diabaikan, dan dihina.

Menurut penilitian, 25.9 persen dari penduduk Seoul yang berasal dari Asia Tenggara pernah mengalami diskriminasi dari orang Korea dan orang asing dari negara lain.

Jumlah ini lebih besar dari laporan penduduk anggota OECD seperti US, Jepang, Eropa, yaitu sekitar 8.2 persen saja yang lapor diskriminasi. Sedangkan dari Asia Timur lain seperti Taiwan dan Cina ada laporan sekitar 20 persen.

Penilitian ini diambil dari 333 penduduk asing di Seoul, July 2010 dan mereka biasanya berkata diperlakukan tidak adil dalam mencari pekerjaan dan dalam aktivitas ekonomi.

Diskriminasi juga dalam mencari tempat tinggal,

"Tuan rumah lebih suka orang Kaukasia tapi tidak untuk orang kulit hitam atau Asia Tenggara, mereka terlalu berisik dan bau. Itu adalah kecurigaan yang tipikal, seperti orang asing (di USA, dll) yang mendiskriminasi orang Korea dengan berkata mereka bau kimchi dan bawang," kata peneliti Hong Suk-ki

Mereka yang dari Asia Timur Laut berkata kalau ada diskriminasi dalam jasa kesehatan, tapi menurut peneliti, diskriminasi hanya karena kebanyakan RS hanya menggunakan bahasa Korea atau Inggris untuk melayani konsumen dan tidak siap dengan bahasa Cina atau Jepang, kata Hong.

Kalau penduduk dari negara OECD, hanya mengalami diskriminasi dalam masalah keuangan, misalnya bank2 di Korea yang hanya memberikan pelayanan terbatas.

Ketika ditanya apa mereka punya rasa memiliki sebagai penduduk Seoul, 21.9 persen berkata "tidak juga" dan 13.8 persen berkata, "sama sekali tidak." Banyak yang berkata kebudayaan dari negara asal mereka tidak dihormati di ibukota Korea.

"Di Itaewon dimana banyak orang kulit hitam berkumpul, masalah timbul antara mereka dan penduduk Korea, karena penduduk asli curiga dengan orang kulit berwarna dan tidak mengerti kebudayaan mereka. Orang Korea juga merendahkan orang Asia Tenggara sebagian karena orang Asia Tenggara relatif lebih pendek dan sebagian karena negara asal di Asia Tenggara relatif lebih buruk status finansialnya. Menghakimi orang karena asal dan pandangan yang tidak jelas seperti itu menyakiti mereka." kata Hong.

"Aku pikir ini bukan karena orang Korea itu jelek tapi karena mereka tidak terbiasa dengan kebudayaan asing. Orang Korea harus membuka pikiran mereka lebih luas lagi dan menjadi lebih bijaksana," kata Hong.


Notes :

Ini hanya sebuah eye-opener akan apa yang terjadi di Korea. Tidak bermaksud apa-apa, karena diskriminasi itu terjadi di mana saja.

Jangankan dengan orang asing, dengan sesama Korea saja mereka juga suka diskriminasi kan, seperti antara kaya-miskin dll. Bagi yang ingin kerja atau sekolah di Korea juga jangan kecil hati, yang penting kita bisa membawa diri dan selalu berpikir positif.

Lagipula, rakyat Korea adalah rakyat yang homogen, sama semua. Beda dengan Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dll negara Asia Tenggara yang terdiri dari banyak suku bangsa, dan terbiasa dengan banyak budaya, bahasa, kepercayaan, dan tradisi. Menurutku, orang Asia Tenggara lebih terbuka pikiran-nya dari orang Korea hehehe.
copas from tirza_kadorama

Sabtu, 12 Februari 2011

Kisah Mie Goreng n Mie Godok

Sebuah kisah tentang persahabatan mie goreng n mie godok....
Mie goreng n mie godok hanya sebuah istilah yang dberikan seseorang disuatu hari..

Berawal dari perkenalan biasa, mereka  memiliki hubungan tidak teratur dan interaksi yg dangkal. Biasany sekedar  say hello ...apa kabar?...baik, baik, bagus...(padahal sebenarnya keadaannya sedang tidak baik.Tapi sulit untuk diberitahukan karena hanyalah seorang kenalan)..
Seiring berjalannya waktu..mereka lebih banyak berhubungan dan miliki banyak persamaan, melakukan percakapan n kegiatan bersama  bahkan meminta pendapat satu sama lain.

Waktu terus dilalui n persahabatan mereka diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
 Sahabat tidak diperoleh secara otomatis tapi harus dipelihara.Sama seperti pohon-pohon, persahabatan perlu dipelihara n dijaga terus menerus...
Seiring perjalanan waktu karna jarak n perbedaan kegiatan membuat persahabatan pun kian terasa jauh...
Jarang menanyakan kabar,jarang sharing dan semakin terasa hilangny tempat berbagi baik suka maupun duka..Awalnya sulit tapi smakin lama akan terbiasa..tapi tetap tak terganti kan..
Sedih memang tapi hanya dipendam dihati,slalu seperti biasa..

Dan akhirnya harus diakui di dunia ini tidak ada yang abadi..Silih berganti begitu juga dengan sahabat..
Tapi itu bukan akhir dari segalany,hidup harus tetap berjalan percaya pada diri sendiri bahwa semua bisa dilalui wlo berat tanpa mu...Wahai sahabat....


Kamis, 10 Februari 2011

Korea^^

Kenal Korea Selatan ?
Mungkin...
tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Korea Selatan adalah salah satu..negara yang paling berhasil di dunia, baik itu dari segi ekonomi,
social dan budaya, potitik, pertahanan maupun iptek.
Negara yang
pernah hancur akibat penjajahan Jepang dan perang saudara ini (perang
Korea), secara menakjubkan dapat bangkit menjadi negara teknologi dan
perekonomian kelas utama dunia. Padahal kalau ditinjau dari segi
kekayaan alam Korea Selatan adalah negara "miskin", yang tidak memiliki
minyak bumi, hasil tambang, ataupun hasil hutan yang dapat diandalkan.

Sekarang pertanyaannya, mengapa Korea Selatan dapat meraih keberhasilan seperti itu ?
Sebenarnya
cukup banyak jawabannya namun yang paling utama adalah rasa kebangsaan
yang tinggi, rasa senasib dan sepenanggungan sesama warga negara,
disiplin, kerja keras, serta kejujuran. Dari pengamatan dan pengalaman
saya selama lebih 2 tahun tinggal di Korea Selatan (Seoul), saya
menemukan bahwa keenam poin diatas merupakan "kunci utama" keberhasilan
bangsa Korea Selatan.

Rasa Kebangsaan yang tinggi :

Masyarakat
Korea Selatan adalah orang-orang yang memiliki rasa kebangsaan yang
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan mereka sehari-hari baik di
negaranya sendiri maupun dinegara orang.
1. Bahasa.
Warga Korea
akan selalu menggunakan bahasa ibu mereka dimanapun mereka berada.
Mungkin jumlah orang dan kemampuan berbahasa asing , terutama bahasa
Inggris warga Korea Selatan memang masih lebih rendah dari warga
Indonesia (menurut hasil penelitian yang pernah diterbitkan). Namun ini
tidak berarti bahwa mereka "tidak mampu". Hal lebih dikarenakan oleh
rasa kebangsaan mereka yang kuat, dimana ada suatu keinginan bahwa
orang lainlah yang mempelajari bahwa mereka. Memang rasa kebangsaan
yang berlebihan dapat menyebabkan "ketertutupan" atau "antipati" atau
bahkan kecurigaan" terhadap orang lain.

2. Produk.
Cinta
produk dalam negeri. Warga Korea sangat membanggakan produk mereka.
Hampir semua produk yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat
sudah dapat dipastikan adalah produk Korea. Apakah produk asing ada ?
Ya, ada. Produk Eropa atau Amerika harganya sangat mahal, sementara
produk Cina dipandang kalah bersaing dengan produk dalam negeri. Nah,
"proteksi perdagangan" juga menjadi salah satu "penyebab" rasa cinta
produk dalam negeri ini. Produk dari Amerika atau Eropa biasanya
dikenakan pajak yang tinggi. Maka jangan heran, jika mobil atau produk
lainnya dari Amerika atau Eropa lebih mudah ditemukan di Jakarta.
Bagaimana dengan warga Korea Selatan yang tinggal di luar negeri.
Mereka juga akan berusaha menggunakan produk dalam negeri mereka.

Partisipasi
media Korea Selatan dalam mempromosikan produk dalam negeri juga
memberi dampak positif pada peningkatan cinta produk Korea.



Rasa senasib sepenanggungan :



Hal ini dapat dilihat dari sifat tolong-menolong sesama warga yang sudah berlangsung dari dulu.

Pada
saat krisis moneter tahun 1997 lalu, pemerintah dan rakyat bahu-membahu
untuk mengatasi krisis yang melanda Korea saat itu. Masyarakat secara
sukarela mengumpulkan emas milik mereka untuk digunakan mengatasi
krisis. Untuk tahun ini, krisis keuangan global 2008, masih
dipertanyakan, karena nampaknya pemerintah masih mampu mengatasinya.



Menjelang
musim dingin ada yang disebut Kimjang, yaitu kegiatan untuk membuat
kimchi sebagai persedian untuk selama musim dingin. Nah, biasa
pemerintah atau lembaga-lembaga sosial akan mengadakan acara Kimjang
secara besar-besaran, dimana hasilnya akan disumbangkan kepada keluarga
yang kurang beruntung, atau lansia yang tinggal sendirian.

Tentunya masih ada contoh-contoh lainnya.

Namun, apa semua orang Korea memiliki jiwa sosial yang tinggi ? Jawabnya, tidak juga !

Katakan
untuk urusan pengemis, disini nampaknya sulit bagi seseorang untuk
memberikan uang buat pengemis. Nilai uang yang dicari dengan hasil
keringat sendiri cukup besar bagi seorang warga Korea, sehingga sulit
untuk mengeluarkannya tanpa "alasan yang jelas".



Disiplin:

Warga
Korea Selatan juga dikenal sebagai masyarakat yang memiliki disiplin
yang tinggi (memang tidak semuanya). Hal ini cukup dapat terlihat jelas
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya jam masuk dan keluar kantor tepat
waktu (alasan macet akibat hujan, banjir dll, tidak diterima)
naik-turun bus selalu dihalte, menyeberang ditempat penyeberangan,
tidak menerobos lampu merah, membuang sampah ditempatnya, dll.

Apa
semuanya disiplin ? Tidak ! Tapi kalau kita buat perbandingan dengan di
negara sendiri, mungkin sangat-sangat jauh sekali perbedaannya. Mungkin
bisa dikatakan, di Korea perbandingan antara yang disiplin dengan tidak
adalah 7:3, sementara kalau di Indonesia adalah sebaliknya 3:7.



Kerja Keras :

Keinginan
untuk keluar dari penderitaan, maju bahkan menjadi negara kelas atas
dunia menjadikan warga Korea menjadi masyarakat pekerja keras. Coba
bayangkan, negara yang pernah dijajah Jepang serta mengalami kehancuran
akibat perang saudara ini dapat bangkit menjadi negara dengan kekuatan
ekonomi dan teknologi yang diakui di dunia. Semua ini dicapai tentunya
dengan kerja keras. Korea Selatan sebagai negara pengimpor minyak dan
sumber alamnya lainnya, mampu mencapai GNP 20.000 dolar. Bandingkan
dengan negara kita, yang kekayaan alamnya sangat melimpah.

Kerja
keras juga yang dapat menjadikan Korea Selatan menjadi negara teknologi
yang produknya tentu sudah masuk kedalam rumah anda.

Disini, kerja keras=hidup, mau hidup, harus kerja, (ngamen tidak dianggap sebagai pekerjaan).

Makanya
untuk dapat hidup, karena tidak kuat bersaing lagi, orang yang sudah
tua ada yang menjadi pengumpul koran atau kardus bekas (pemulung).

Artinya,
disini juga banyak orang yang menjadi pemulung atau gelandangan yang
tidur distasiun kereta bawah tanah. Namun sekali lagi kalau
dihitung-hitung, jumlah mereka nggak sampai sebanyak yang tinggal
dipinggir rel kereta Senen kali ....



Kejujuran :

Korea Selatan juga termasuk dalam kelompok negara dengan tingkat kejujuran yang tinggi.

Dari
hasil sebuah penelitian ditemukan bahwa, dari 10 ponsel yang sengaja
ditinggalkan di bus, kereta atau tempat-tempat umum lainnya, 8 buah
dikembalikan. Kalau penelitian ini di lakukan di Indonesia terutama
kota-kota besarnya saya kurang yakin apakah akan ada ponsel yang akan
dikembalikan. Maaf iya ! Ini sudah menjadi kenyataan. Mungki anda juga
pernah mengalami. Ponsel yang tersimpan rapi dalam tas-pun bisa raib,
apalagi sengaja ditinggalkan begitu saja.

Kembali lagi apakah semuanya jujur ? Ya.. tidaklah ! Tapi perbandingannya, seperti yang saya gambarkan diatas itu tadi.

by: ginseng-cafe